Aniliena
Yeayy!!
Hampir pertengahan tahun 2013.
Masih sibuk-sibuk mengurusi swami dan anak. Alhamdulillah jagoan neon saya baru satu dan belom ada planning buat ngasi dedek bayi buat si mmas, karena eh karena... ada beberapa planning yang skala prioritasnya diatas ‘nambah anak’.
Setelah dua tahun ini ngonline, chat sana sini, ngepesbuk, dan googgling, dan ngeyoutube, dan ngedownload sanah sinih, akhirnya saya memutuskan untuk mengaktifkan kembali account blog saya, yang alhamdulillaaaaaaahhhh... passwordnya masih inget. Hahaha. Berusaha untuk menggali kembali apa tujuan saya membuat account blog ini. Sekedar ikut-ikutan atau sekedar iseng nulis2 atau saya ingin mendapatkan sesuatu dari blog ini. Kepuasan pribadi? Menguji sampai mana kemampuan menulis saya? Atau apa? Atau mungkin saya cuma ingin energi uneg-uneg saya tersalurkan.
Soal ini, 2 tahun lalu saya punya sahabat. Very best friend ever lah. Segalanya saya bagi dengannya. Kesenangan, kesedihan, keceriaan, kemarahan, tak ada satu rahasiapun yang saya sembunyikan dari nya dan rahasia saya selalu aman ditangannya.
Lalu kenapa dia saya sebut sahabat saya 2 tahun yang lalu? Karena ternyata takdir menggariskan persahabatan dan pertemuan kami cukup sampai di 2 tahun yang lalu. Karena sakit, sahabat tersayang saya ini lebih dulu menghadap Illahi, kurang beberapa hari dari hari lahirnya yang selalu kami rayakan bersama. Entah sejak kapan, energi uneg-uneg saya menjadi sulit tersalurkan. Dulu, asalkan melintas sebuah ide tulisan di benak saya, saya bisa dengan mudahnya menulis. Walaupun tulisan saya tidak pernah saya publikasikan di media manapun. Tulisan saya dulu kadang hanya berada di secarik kertas, kemudian dibaca oleh sahabat saya, kemudian kami diskusikan bersama. Lalu secarik kertas tadi kemudian menjadi penghuni “papper box” kami yang tiba-tiba hilang dan tidak dapat saya temukan kembali. Saya jadi sering rindu pada sahabat saya ini, meski tidak pernah saya ungkapkan ke orang lain, termasuk kepada suami saya. Lalu jika saya sedang rindu saya hanya bisa menghadiahi sahabat tersayang saya dengan Surah Al-Fatihah dan Surah Yasiin. Mudah-mudahan dua amalan ini membuat sahabat saya dimudahkan.
Jadi, demikianlah. Mungkin. Penyebab saya ingin belajar menulis lagi. Agar segala sesuatu yang ada dibenak saya tersalurkan. Agar saya mulai terbiasa menulis tanpa berdiskusi dengan sahabat saya itu, karena toh, saya masih punya sahabat-sahabat lain yang mau diajak berdiskusi. Karena toh, setidaknya tulisan-tulisan saya nantinya mendatangkan manfaat paling tidak untuk diri saya sendiri lebih dahulu. Karena toh, menulis satu paragraf itu rasanya lebih bijaksana daripada berbicara satu jam.
Labels: ,
0 Responses